3 research outputs found

    Pengukuran Kinerja Pada UKM Kerudung Menggunakan Metode Supply Chain Operator Reference (SCOR) Dan AHP

    Get PDF
    Rantai pasok menjadi suatu hal yang sangat penting dalam keberlangsungan sebuah industri. Tidak hanya industri skala besar, sebuah UKM harus dapat menjalankan dan mengembangkan rantai pasok bisnisnya dengan baik supaya mempunyai keberlanjutan yang baik. Karena UKM beroperasi terbatas dan memiliki struktur yang datar, sehingga tingkat kerumitan dalam pelaksanaan model rantai pasok nya juga sederhana tapi juga kompleks. Pengukuran kinerja rantai pasok akan sangat membantu bagi UKM dalam menjalankan dan mengembangkan rantai pasoknya. Tujuan penelitian ini untuk mengukur kinerja rantai pasok pada UKM kerudung dengan tipe make to stok agar dapat mengembangkan kinerjanya dan dapat bersaing dengan kompetitor lainnya. Dalam pengukuran kinerja ini, Supply Chain Operation Reference (SCOR) versi 12.0 dan Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk pengembangan model pengukuran kinerja dan pengambilan keputusan. Penentuan KPI (Key Performance Indicator) ada 30 indikator matrik. Membuat model hierarki awal yang sesuai pada UKM Kerudung, kemudian dilakukan perhitungan normalisasi snorm de boer dan perhitungan AHP untuk menentukan bobot dengan Software Choice Expert 11. Hasil dari pengukuran kinerja Supply Chain didapatkan nilai akhir yaitu 81,23 yang termasuk kategori Good. pada proses inti, yang memiliki pengaruh terbesar yaitu nilai kinerja source sebesar 28,65918439 dan memiliki nilai terendah yaitu nilai kinerja enable sebesar 4,7

    Pengukuran Kinerja Pada UKM Kerudung Menggunakan Metode Supply Chain Operator Reference (SCOR) Dan AHP

    Get PDF
    The supply chain is very important in the sustainability of an industry. Not only large-scale industries, an SME must be able to run and develop its business supply chain well in order to have good sustainability. Because SMEs operate in a limited manner and have a flat structure, the level of complexity in implementing the supply chain model is also simple but also complex. Measurement of supply chain performance will be very helpful for SMEs in running and developing their supply chains. The purpose of this study is to measure the supply chain performance of the veil SMEs with the make to stock type in order to develop their performance and be able to compete with other competitors. In this performance measurement, Supply Chain Operation Reference (SCOR) version 12.0 and Analytical Hierarchy Process (AHP) are used for the development of performance measurementmodels and decision making. There are 30 matrix indicators for KPI (Key Performance Indicator). Creating an appropriate initial hierarchical model for SMEs Kerudung, then calculating the normalization of the normalization and calculation of AHP to determine the weight using the Expert Choice 11 Software. In the core process, which has the greatest influence is the source performance value of 28.65918439 and the lowest value is the enable performance value of 4.7.Rantai pasok menjadi suatu hal yang sangat penting dalam keberlangsungan sebuah industri. Tidak hanya industri skala besar, sebuah UKM harus dapat menjalankan dan mengembangkan rantai pasok bisnisnya dengan baik supaya mempunyai keberlanjutan yang baik. Karena UKM beroperasi terbatas dan memiliki struktur yang datar, sehingga tingkat kerumitan dalam pelaksanaan model rantai pasok nya juga sederhana tapi juga kompleks. Pengukuran kinerja rantai pasok akan sangat membantu bagi UKM dalam menjalankan dan mengembangkan rantai pasoknya. Tujuan penelitian ini untuk mengukur kinerja rantai pasok pada UKM kerudung dengan tipe make to stok agar dapat mengembangkan kinerjanya dan dapat bersaing dengan kompetitor lainnya. Dalam pengukuran kinerja ini, Supply Chain Operation Reference (SCOR) versi 12.0 dan Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk pengembangan model pengukuran kinerja dan pengambilan keputusan. Penentuan KPI (Key Performance Indicator) ada 30 indikator matrik. Membuat model hierarki awal yang sesuai pada UKM Kerudung, kemudian dilakukan perhitungan normalisasi snorm de boer dan perhitungan AHP untuk menentukan bobot dengan Software Choice Expert 11. Hasil dari pengukuran kinerja Supply Chain didapatkan nilai akhir yaitu 81,23 yang termasuk kategori Good. pada proses inti, yang memiliki pengaruh terbesar yaitu nilai kinerja source sebesar 28,65918439 dan memiliki nilai terendah yaitu nilai kinerja enable sebesar 4,7.

    PERANCANGAN ALAT PENGGILING DURI IKAN DAN DAGING IKAN DENGAN MOTOR LISTRIK DENGAN METODE REVERSE ENGINEERING

    Get PDF
    Masyarakat di desa Sidokumpul mayoritas penduduknya para nelayan .Selain itu ada juga home industry krupuk ikan dan bongolan yang bahan dasarnya memanfaatkan ikan. Dari beberapa home industry tersebut menghasilkan limbah duri ikan yang tidak bisa dimanfaatkan, dan selama ini limbahnya hanya langsung dibuang ke laut, sehingga menimbulkan pencemaran pada lingkungan disekitar laut. Dari fenomena tersebut peneliti ingin melakukan perancangan alat penggiling duri ikan dan daging ikan dengan tambahan motor listrik dengan menggunakan metode reverse engineering supaya duri ikan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Dengan menggunakan metode reverse engineering peneliti akan memgembangkan alat penggiling  duri ikan yang sesuai dengan keperluan Home Industry serta mendapat hasil gilingan yang sesuai dengan yang diinginkan. Metode reverse  engineering  merupakan  sebuah  metode  yang  digunakan  untuk  mengembangkan sebuah alat dengan melihat kekurangan serta kelebihan dari alat yang sudah ada dan membandingkan dengan alat yang akan dibuat dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan alatnya
    corecore